Life is simple , just enjoy it , make your self comfort with the wave , let it flow :)

Senin, 27 April 2015

Burn In Earphone


·         Apa itu Burn In?
 
Burn in adalah proses mengendurkan membran sehingga suara bisa maksimal. Mirip seperti inreyen motor atau mobil baru, earphone pun juga perlu "pemanasan" awal hingga suara yang dihasilkan jauh lebih enak.
 
·         Apa alasan earphone yang baru dibeli disarankan untuk di Burn In?
 
 
Earphone yang masih baru dari kemasan, biasanya suaranya tidak seenak/senyaman earphone yang sudah sering dipakai sesuai rancangan designer di pabriknya. Seringkali, orang-orang ingin agar earphone nya bersuara seperti yang diharapkan secepat mungkin. Mereka tidak mau menunggu selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah pemakaian reguler, sehingga memilih untuk mem-burn-in earphone nya agar bersuara lebih enak dalam satu minggu pertama setelah pembelian.
 
·         Berapa lama Burn In harus dilakukan?
 
Hingga sekarang belum ada patokan pasti berapa lama proses burn in agar earphone dapat maksimal. Hanya saja banyak rekomendasi waktu Burn In antara 50 sampai 200jam.
 
·         Lagu apa yang digunakan untuk Burn In?
 
Bisa menggunakan lagu pada umunya dengan kualitas yang bagus atau dengan lagu yang khusus untuk Burn In. Lagu khusus Burn In diantaranya : whitenoise, heavydrum, pinknoise dan silent.
 
·         Tips Burn In yang baik :
 
- 6 jam pertama putar lagu dengan volume 30%
- 6 jam kedua putar lagu dengan volume 40%
- 6 jam ketiga putar lagu dengan volume 50 %- setelah 18 pertama hingga seterusnya volume 50% - 60%
 

PENGALAMAN BERLIBUR KE YOGYAKARTA

Sekitar pertengahan tahun 2014,  setelah melewati waktu UTS (Ujian Tengah Semester) saya dan teman-teman berlibur ke kota Yogyakarta. Saya, Rizki, Katon, Fikri, Fadjri, Satrio dan Nyoman sudah merencanakan sebulan sebelumnya, dimulai dengan membeli tiket kereta murah , yaitu kereta ekonomi Progo seharga 90 ribu rupiah (saat itu) sekali jalan. Kamipun langsung membeli tiket untuk PP (pulang-pergi) Jakarta- Yogyakarta dan Yogyakarta-Jakarta. Jadi kami sudah menentukan tanggal berangkat dan tanggal untuk kembali ke Jakarta.
Hari Pertama
Tibalah hari keberangkatan , kereta Progo dijadwalkan berangkat pukul 22.00 dari Stasiun Pasar Senen dan tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta sekitar pukul 06.30 pagi. Kami sepakat untuk menggunakan KRL dari Depok dan bertemu di Stasiun Pondok Cina pukul 19.00. Berangkat dari Depok turun di Stasiun Cikini, lanjut ke Stasiun Pasar Senen menggunakan bajaj. Sampai di Stasiun Pasar Senin pukul 21.00, masih ada waktu satu jam , akhirnya kami mencari swalayan untuk membeli perbekalan selama di kereta.
Terdengar pengumuman bahwa kereta Progo sudah tiba dan kamipun bergegas untuk masuk ke dalam dengan menunjukkan tiket dan kartu identitas, lalu masuk ke dalam kereta Progo. Kereta ini termasuk kereta ekonomi, bangku untuk duduk masih berhadapan dengan posisi 3 – 2. Kereta pun berangkat tepat pukul 22.00. Kereta ekonomi sekarang sudah tidak lagi berhenti di setiap stasiun, tidak terasa sudah sampai di stasiun Cirebon. Kami keluar kereta untuk mencari udara dan meluruskan badan, maklum kereta ekonomi kurang nyaman.



Setelah sekitar 15 menit, kereta berangkat lagi saya memutuskan untuk tidur supaya tidak terlalu bosan dan terasa lama. Saya terbangun ternyata di kaca jendela sudah terlihat matahari terbit, sudah dekat dengan kota Yogyakarta karena di kanan kiri terhampar sawah dengan padi yang menguning.
Hari Kedua
Hampir pukul 07.00 kereta sampai di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, kami turun lansung mencari mobil taxi minibus karena kami bertujuh, tidak cukup kalau memakai taxi sedan. Nego harga , ternyata hanya 10 ribu 1 orang sampai di tempat tujuan. Tujuan kami adalah Guest House Triakso di Jakal (Jalan Kaliurang) tepatnya di daerah Condong Catur kami direkomendasikan oleh teman kami, Mas Erick yang kost di dekat Guest House ini. Sampai di sana, kami lansung mencari sarapan karena perut sudah mulai berbunyi. Setelah sarapan kami beres-beres dan beristirihat sampai siang. Karena masih terasa lelah selama perjalanan dan masih berunding soal kendaraan, kami memutuskan untuk stay di Guest House.


Hari Ketiga
Setelah berunding, kami sepakat untuk menyewa mobil karena cuaca sedang sering hujan, bermodalkan motor Mas Erick sebagai jaminan. Mas Erick mengajak kami untuk pergi ke Kaliurang. Kami langsung setuju dan berangkat menuju rumah Alm. Mbah Maridjan. Cukup murah untuk masuk ke daerah Kaki Gunung Merapi ini 3000 rupiah untuk 1 orang. Ternyata mobil tidak boleh sampai ke atas, kami parkir lalu kami jalan untuk sampai ke komplek rumah Alm. Mbah Maridjan, karena menanjak tidak semua ikut ke atas, Fadjri, Rizki dan Mas Erick memilih untuk duduk di saung penjual kopi dan makanan ringan. Lumayan menanjak memang tapi tidak terlalu jauh sekitar 1 kilometer jalan kaki.

Di komplek ini ada bangunan dan bukti bukti meletusnya Gunung Merapi 2006, seperti mobil ambulance dan rumah Alm. Mbah Maridjan yang sudah hangus dan rata dengan tanah. Disini juga dijual pernak pernik baju dan yang lainya , penjualnya sendiri adalah anak Mbah Maridjan.

Setelah puas berfoto dan melihat , kami turun lagi ke tempat teman kami lainnya menunggu. Karena hari sudah mulai gelap kami bergegas kembali ke Guest House untuk mandi. Setelah mandi kami pergi mencari makan, ya kami ingin berkuliner malam. Mie Jawa dan Kopi joss, khas Jogja tentunya. Dipandu dan direkomendasikan oleh Mas Erick tempat yang enak untuk mencicipi makanan ini kami pun pergi bersama dia.


Kopi Joss adalah kopi yang disajikan panas dengan diberi arang, dan Mie Jawa khas Jogja adalah Mie, telur, ayam dan sayuran yang dimasak dengan arang. Setelah selesai kami pun bergegas pulang karena esok hari jam 3 pagi kami berencana berangkat ke jajaran pantai selatan Gunung Kidul, melihat sunrise.
Hari Keempat
Karena ingin mengejar sunrise kami berangkat sekitar pukul 03.30 menuju pantai selatan Gunung Kidul, butuh waktu 2,5 jam perjalanan untuk sampai di sana. Jalanan masih gelap dan agak berkabut, bermodalkan GPS kami berdelapan termasuk Mas Erick tetap berangkat. Rute yang digunakan melalui daerah Wates.
Setelah menempuh 2,5 jam perjalanan, ternyata sudah sampai di pantai paling timur yaitu Pantai Indrayanti. Waktu menunjukkan pukul 06.00 agak telat untuk sunrise karena sudah lumayan tinggi matahari bersinar. Pantai Indrayanti ini berpasir putih, karena pantai selatan Jawa dikenal dengan ombaknya yang tinggi jadi tidak bisa digunakan untuk berenang, hanya bermain air dan pasir di pinggir pantai.


Pada waktu ini, bukan musim liburan dan masih pagi kondisi pantai agak sepi dan hanya ada beberapa kelompok wisatawan. Dan saya pun sempat mengobrol dengan salah satu wisatawan asal Solo, sama seperti kami mereka berangkat pagi buta karena ingin melihat sunrise disini.
Setelah puas dari pantai Indrayanti kamu melanjutkan ke arah Barat, yaitu pantai Sundak, pantai Krakal, pantai Drini, pantai Sepanjang, pantai Krukup dan yang terakhir adalah pantai Baron.

Hari Kelima
Hari terakhir kami bisa berlibur disini, karena besok siang kami sudah harus pulang ke Jakarta dengan kereta Progo. Kami memutuskan untuk kembali wisata kuliner dan membeli oleh-oleh. Yang pertama kami tuju adalah Mie PERSIS, di  Jl. Pandeyan 10 B Yogyakarta. Mie PERSIS adalah mie instant biasa namun disajikan persis sama seperti gambar yang ada di bungkusnya .

Semisal mie goreng disajikan lengkap dengan telur mata sapi dan sayuran pelengkap seperti tomat. Begitu juga dengan mie rebus kari ayam, disajikan lengkap dengan sepotong paha ayam. Ketika kami berada disana antrian cukup banyak, menurut juru parkir disana tempat ini ramai dikunjungi saat jam-jam pulang sekolah dan sore hari. Patut untuk dicoba dan info lebih jelas bisa dilihat di twitter @TELAP12.


Selanjutnya kami menuju Snowball, sebuah tempat makan penutup dengan menu yang mengedepankan es serut yang dipadukan dengan susu atau santan, dan diisi dengan berbagai macam isian seperti pudding, bubble, ubi atau kacang merah. Snowball beralamat di Jl. Wahid Hasyim, Nologaten, Jogja. Tempat nya nyaman dan lumayan unik serta tidak terlalu ramai karena kami kesana saat musim hujan.
Setelah perut terasa kenyang, kami menuju pusat pembelian oleh-oleh seperti Dagadu dan Bakpia. Pusat dagadu di jogja ada di Jalan Gedongkuning Selatan, Yogyakarta disana kami membeli baju dan gantungan kunci. Sebenarnya bukan untuk oleh-oleh tapi dipakai sendiri juga. Sedangkan untuk bakpia dan makanan lainya kami hanya membeli di pusat oleh-oleh yang menjual berbagai macam makanan khas daerah Yogyakarta.
Hari Keenam
Waktunya pulang kembali ke Jakarta, setelah beristirahat dan menata barang-barang pukul 14.00 kami berangkat ke stasiun Lempuyangan diantar oleh Mas Erick, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada penjaga Guest House Triakso. Sampai di stasiun kereta pun sudah tersedia lalu kami langsung masuk dan berterima kasih juga dengan Mas Erick. Dijadwalkan sampai di Jakarta sekitar pukul 02.30 petang.
Demikian pengalaman berlibur saya dan teman-teman ke Yogyakarta.








Cara Mengetahui Apa Yang Paling Banyak Orang Cari Di Internet

Jutaan orang di seluruh dunia terhubung ke Internet setiap harinya. Apa yang paling mereka cari? Dengan bantuan Google Insights, Anda bisa mengetahui apa yang paling mereka cari. Dengan Google Wawasan untuk Penelusuran (Google Insights), Anda dapat membandingkan pola volume penelusuran dengan fiter di seluruh kawasan, kategori, jangka waktu, dan properti tertentu.

Sebagai contoh, sebuah filter: Penelusuran Web > Indonesia > 30 hari terakhir > Komputer & Elektronik. Maka hasil penelusurannya seperti di bawah ini:


Untuk mengakses halaman Google Insights, Anda harus memiliki akun di Google terlebih dahulu. Bagi seorang blogger, Anda bisa menjadikan ini sebagai sebuah referensi untuk menaikkan trafict blog Anda. Dengan melihat informasi seperti di atas, Anda bisa menyediakan apa yang mereka butuhkan.


Sumber: