Jika
kita membeli atau baru mempunyai kendaraan yang masih baru, baik mobil ataupun
motor pasti tidak asing dengan yang namanya masa Inreyen (Belanda: inrijden) atau Break-in atau Running-in anjuran
inreyen ini ada di buku pedoman pemakaian kendaraan. Inreyen biasanya antara
0-500km jarak tempuh kendaraan.
Pada
masa sekarang ini banyak informasi yang mengatakan Inreyen tidak perlu lagi,
alasannya karena mesin sudah di test di pabrik dan antar komponen sudah dibuat
sedemikian presisi. Bahkan informasi itu muncul dari kalangan ATPM (pemegang
merek) dan pabrikan kendaraan itu sendiri.
Namun
informasi tersebut bukan informasi tertulis dan dapat dipertanggung jawabkan,
karena nyatanya seluruh pabrikan kendaraan tetap menganjurkan untuk mengikuti
proses Masa Inreyen untuk kendaraan baru (mobil maupun motor) yang tertulis
pada Buku Pedoman Pemakaian Kendaraan (User Manual / Owner Manual).
Masa
Inreyen – masa yang paling penting dan menentukan umur pakai dan kualitas
sebuah kendaraan, Cara anda memperlakukan mesin, dari dingin sampai dipakai
sampai di matikan lagi memiliki efek yang sangat besar dalam umur dan
kemampuannya. Permukaan komponen-komponen baru yang saling bersentuhan memiliki
tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Sekalipun komponen tersebut dibuat dengan
sangat presisi, jika permukaannya dilihat dengan bantuan mikroskop akan
terlihat tekstur yang kasar, berlubang ataupun bergaris/alur. Jika mesin
dijalankan secara tidak benar, maka komponen yang bergesekan tadi akan
mengalami keausan yang cepat, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi
kerusakan komponen.
Karena
pentingnya masa inreyen tersebut , saya ingin berbagi cara inreyen sepeda motor
yang baik dan benar :
1.
Lupakan cara lama dalam memperlakukan mesin baru dengan cara memperhatikan
batasan RPM tertentu dalam jarak tertentu, lebih baik dikendarai secara biasa
saja (normal use) yang membiarkan mesin bekerja secara bebas (tetapi jangan
sampai batas merah) dan jangan juga di beri beban berat (misalnya penggunaan gigi
tinggi pada kecepatan rendah atau lebih baik tidak dipakai boncengan).
2.
Penggantian perseneling juga dilakukan secara halus jangan di dilepas secara
tiba-tiba. Inreyen jangan dilakukan dengan cara distandar tengah lalu mesin
dihidupkan dan perseneling masuk dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut
dapat merusak mesin.
3.
Jangan menggunakan oli sintetis. Hal ini selain memperlambat bed in karena
kelicinannya juga dapat memperpendek umur mesin. Bearing dan silinder menjadi
terlalu licin sehingga tidak bisa menghasilkan film untuk memegang oli yang
lewat. Jadi kalau inreyen pakai oli standar pabrik yang mineral aja, selain
murah hasil terbaik.
4.
Menghidupkan motor dari keadaan dingin. Kerusakan yang paling besar dari sebuah
mesin kebanyakan terjadi pada start awal dari dingin. Oli masih sulit untuk
bersirkulasi dan juga oli masih berada di bawah yaitu di bak oli. Untuk
menolong hal ini, gunakan kick starter beberapa kali dalam keadaan mesin mati.
Dalam hal menyimpan motor juga berpengaruh. Parkirlah motor dengan menggunakan
standar tengah sehingga oli merata dikiri-kanan mesin. Kalau menggunakan
standar sampng, oli akan berkumpul di sebelah kiri mesin. Apalagi kalau motor
ditinggal lama. Hal ini menyebabkan bagiandalam mesin sebelah kanan jadi
cemburu karena kurang terlumasi. Setelah mesin hidup, boleh tunggu beberapa
saat sekitar 1 menit sampai mesin sudah idle normal atau langsung jalan dengan
kecepatan santai untuk memberi kesempatan oli bersirkulasi dengan sempurna.
5.
Kendarailah motor dengan semestinya. Mesin-mesin dibuat dengan tujuannya
masing-masing. Mesin potong rumput di disain untuk hidup dengan putaran mesin
yang statis. Berbeda dengan mesin motor yang didisain dengan putaran mesin yang
dinamis.
Apalagi
untuk motor jaman sekarang yang didisain untuk dibawa pada RPM menengah ke
tinggi. Misalnya untuk Motor Satria, dari spesifikasi dapat diketahui tenaga
dan torsi maksimum pada RPM yang cukup tinggi yaitu 9000-an.
Sehingga
bisa dikatakan mesin Satria bekerja secara optimal di sekitar RPM (8000 –
90000) yang membuat mesin menjadi lebih awet dibandingkan dengan mesin satria
yang dikendarai terlalu hati-hati atau dikendarai dengan cara short shifting
(ganti perseneling pada RPM yang terlalu rendah).
Jadi
sekali-sekali motor bawa kebut untuk membuat mesin bersih dan sehat tanpa
melupakan tanggung jawab kita sebagai pengendara motor yang sopan.
Perhatikan
pula dalam menurunkan perseneling. Jangan menurunkan lebih dari satu gigi
sekaligus dari kecepatan tinggi yang mengakibatkan over-rev (RPM ketinggian
atau di atas batas aman)sehingga dapat merusak transmisi dan katup juga bisa
bengkok.
6.
Jangan sering-sering angkat roda depan. Sepeda motor di disain dengan dua roda,
jadi kalau kita mengendarai motor dengan satu roda berarti kita memakainya
diluar disainnya. Beberapa motor, kalau kita angkat roda depan cukup lama
menyebabkan oli menuju ke belakang crankcase sehingga sulit dijangkau mesin
untuk disirkulasikan. Apa yang akan terjadi? Turun mesin!
7.
Kita sering melihat pengendara motor atau mobil menaikkan RPM (ngegas) sebelum
dimatikan. Untuk kendaraan teknologi lama atau mesin 2 tak hal tersebut biasa
dilakukan untuk memperkaya ruang bakar atau membersihkan busi sehingga mudah
untuk di start kembali, namun tidak sama sekali untuk motor baru, jadi jangan
dilakukan.
-SELAMAT
MENCOBA SEMOGA BERMANFAAT-