Berbicara
evolusi budaya kita tidak hanya berbicara tentang dinamika dan penyebaran
budaya dan elemen-elemen budaya dari suatu masyarakat dari waktu ke waktu
melainkan juga bagaimana perubahan secara kualitas dari budaya tersebut selama
proses perkembangannya tersebut.
Evolusi
tidak hanya sebuah teori, melainkan sebuah fenomena yang ada. Evolusi budaya
merupakan evolusi yang terjadi dan bisa kita amati hingga saat ini. Dinamika
yang terjadi dalam evolusi sosial dan budaya ini merupakan fenomena yang
membrojol dari interaksi yang kompleks di level mikronya, yaitu individu.
Proses Evolusi Secara Universal
Menurut
konsepsi tentang proses evolusi sosial universal, semua hal tersebut harus
dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan lamnbat
(berevolusi) dari tingkat paling rendah dan sederhan ketingkat- tingkat yang
makin lama makin tinggi dan complex. Proses evolusi ini akan dialami oleh semua
masyarakat manusia dimuka bumi, walaupun dengan kecepatan yang berbeda- beda.
Konsep Evolusi Social Universal
H. Spencer
Semua
karya Spencer berdasarkan konsepsi bahwa seluruh alam itu, baik yang berwujud
nonorganis, organis, maupun superorganis berevolusi karena didorong oleh
kekuatan mutlak yang disebutnya evolusi universal.
Teori
Spencer mengenai religi adalah bahwa pada semua bangsa didunia religi itu mulai
karena manusia sadar dan takut akan maut. Serupa dengan E.B Tylor ia juga
berpendirian bahwa bentuk religi paling tua adalah penyembahan kepada roh-roh
yang merupakan personifikasi dari jiwa-jiwa orang-orang yang telah meninggal,
terutama nenek moyangnya. Bentuk religi yang tertua ini pada semua bangsa
didunia akan berevolusi kebentuk religi yang menurut spencer merupakan tingkat
evolusi yang lebih kompleks dan berdiferensiasi, yaitu penyembahan kepada dewa-
dewa, seperti dewa kejayaan, kebijaksanaan, dewa perang, dewi kecantikn, dan
sebagainya.
Dewa-dewa
yang menjadi pusat orientasi dan penyembahan manusia dalam tingkat evolusi
religi seperti itu mempunyai ciri- ciri yang mantap dalam bayangan seluruh
umatnya, karena tercantum dalam mitologi yang seringkali telah berada dalam
bentuk tulisan. Namun walaupun religi dari semua bangsa didunia pad garis besar
evolusi universal akan berkembang dari tingkat penyembahan roh nenek moyang
ketingkat penyembahan dewa-dewa, secara khusus tiap bangsa dapat mengalami
proses evolusi yang berbeda –beda
Spencer
berpendirian bahwa hokum dalam asyarakat manusia padamulanya adalah hokum
keramat, karena merupakan aturan-aturan hidup dan bergaul, yang berasal dari
para nenek moyang. Dengan demikian kekuatan dari hukum dalam masyarakat pada
zaman permulaan itu yang terdiri dari kelompok- kelompok keluarga luas yang
terdiri dari paling banyak 10 samapai 20 individu, berlandaskan kepada ketakutan
warga masyarakat akan kemarahan roh nenek moyang apabila aturan-aturan tadi
dilanggar.
Pada
tingkat evolusi sosial selanjutnya timbul masyarakat industri dimana manusia
menjadi bersifat lebih individualis dan dimana kekuasaan raja dan keyakinan terhadap
raja keramat berkurang maka timbul lagi suatu sistem hukum yang baru, yng
kembali berdasarkan atas azas saling butuh membutuhkan antara warga masyarakat
secara timbal balik. Prosedur terjadinya undang-undang adalah dengan
perundingan antara wakil-wakil warga masyarakat dalam badan-badan legislative.
Teori Evolusi Keluarga
J.J Bachoven
Teori
ini diuraikan dalam bukunya Das Mutrech. Dengan tahapan- tahapan sebagai
berikut :
Promiskuitas
dimana manusia hidup serupa sekawanan binatang berkelompok, laki- laki dan
wanita berhubungan dengan bebas dan melahirkan keturunannya tanapa adanya
ikatan.
Matriarchat
diamana perkawianan antara ibu dan anak laki-laki dihindari yang menimbulkan
adapt exogami.
Patriarchat
dimana kaum pria mengambil calon istri mereka dari kelompok lain kedalam
kelompok mereka sendiri, denga demikian keturunan yang dilahirkan juga tetap
tinggal dalam kelompok pria.
Parental
dimana kedua orang tua merawat anak- anak mereka secara bersama.
Teori Evolusi Keluarga
L.H Morgan
Teori
evolusi kebudayaan L.H Mogan
Lewis
H. Mogan (1818-1881) mula-mula adalah sorang ahli hukum yang lama tinggal di
suku indian Iroquois didaerarah ulu sungai St. Lawrence dan isebelah selatan
sungai-sungai Ontario dan Erie ( negara bagian New York )sebagai pengaca orang-orang
indian dalam soal-soal mengeni tanah. Dengan demikian ia mendapat mendapat
pengetahunan tentang kebudayan orang-orang Indian.karangan etnografinya yang
pertama terbit dalam tuhun 1851, berjudul league of the Ho-de-no-Sau-nie or
Iroquois. Karangan-karangan nya tentang seorang Iroquis tyerutama terpusat
kepada soal-soal susunan kemasyarakatan dan sistem kekerabatan, dan dalam hal
ini Mogan telah menyumbangkan yang terbesarkepda ilmu antropologi pada umumnya.
Dalam memperhatikan sistem kekerabatab itu mogan Mogan mendapatkan cara untuk
mengupas sistem kekerabatan dari semua suku bangsa di dunia yang jumlahnya
beri-ribu itu, yang masing-msing sangat berbeda bentuknya. Didasarkan gejala
kesejajaran yang seringkali ada di antara sistem istilah kekerabatan (system of
kinshipterminilogi) dan kekerabatan (kiship system).
Menunjukan
banyak banyak indifidu , yaitu Ayah, semua keluaga ayah, dan dan semua keluaga
ibu. Menunjukan seorang individu saja yaitu ayah. Bahwa ayah dan saudara ayah
dalam sistem Iroquis itu disebut dengan satu istilah disebabkan karena sikap
orang, dan juga mungkin hak-hak dan kewajiban orang tehadap ayah itu sama.
Sebaliknya bahwa ayah dan saudara ayah disebut dengan sebutan yang berlainan,
disebabkan karena sikap, hak-hak dan kewajiban terhadap ayah dan saudara pria
itu berbeda pula. Karena hasilnya rupa-rupanya memuaskan, maka Morgan
menyabarkan angket itu di luar Amerika serikat pada berbagai suku bangsa lain
di dunia melalui lembaga Smithsonian Institute, antara lain karna ia mempunyai hubungan
dan pengaruh yang luas, dan ia berhasil mengumpulkan seratus tiga pulu sembilan
istilah kekerabatan yang berasal dari seluruh dunia.
Menurut
Morgan, masyarakat dari semua bangsa di dunia sudah tapi menyelesaikan proses
evolusi melalui delapan tingkat evolusi sebagai berikut :
1.
Zaman Liar Tua, yaitu zaman sejak adanya manusia sampaiemukan api, dalam zaman
ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akar dan tumbuhan-tumbuha liar.
2.
Zaman Liar Madia, yaitu zaman sejak menemukan api, sampai ia menemukan senjata
busur panah, dalam zaman ini manusia mulai merobah hidupnya dari meramu menjadi
pencari ikan disungai-sungai atau menjadi pemburu.
3.
Zaman Liar Muda,yaiu zaman sejak manusia mengenal busur panah, mendapat
kepandaian membuat barang-barang tembikar , padan zama nin mat pemcarian nya
masih pemburu.
4.
Zaman Barbar Tua, yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat
tembikar sampai ia mulai berternak atau bercocok tanan.
5.
Zaman Barbar Madya, yaitu zaman sejak manusia berternak dan bercocok tanam
sampai ia pandai membuat benda-benda dari logam.
6.
Zaman Barbar Muda, yaitu zaman sejak menemukan kepandaian membuat benda-benda
dari logam, sampai ia mengenal tulisan.
7.
Zaman peradapan purba.
8.
Zaman Peradapan Masakini.
Teori
Morgan dapat acaman yang sangat keras dari para ahli Antropologi dari negara
Inggris dan Amerika Serikat pada awal abd ke-20 ini, dan walaupun demikian ia
seorang warga Amerika yang mempunyai ilmu pengetahuan yang luas mengenai
kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indian penduduk pribumi Amerika, ia tidak
dianggap sebagai pendekar ilmu Antropologi Amerika. Teori Morgan menjadi
terkenal dikalangan cendikiawan komunis berkat F. Engels, yang sebagai
pengarang yang bergaya lancar, telah befungsi membuat populer gagasan-gagasan
Marx yang sering terlalu ilmiah sifatnya itu. Ia pernah membuat buku kecil asal
mula dan evolusi keluaga, hukum waris, hak milik pribadi, dan organisasi negara
dan buku yang berjudul der insprung derm familie, des prifatseigenthums und der
Staats (1884 ) itu, yang ditulis dengan gaya bahasa yang sangat ancar daneanak
dibaca, sebenasny tidak lain dari ikhtiar dari gagasan-gagasan Morgan mengenai
soal-soal yang sama dalam buku nya Acient Sosiety (1877).
Skema
Teori
Zaman
Liar >> Zaman Barbar >> Peradaban Purba >> Peradaban Masa
Kini
Teori Evolusi Religi E.B
Tylor
Edward
B. Tylor (1832-2927) adalah orang Inggris yang mula-mula mendapatkan
pendaidikan dalam kesusateraan san nperdapan yunani dan rum klasik, dan baru
kemudian tertarik dengan ilmu arkeologi. Sebagai orang yang dianggap memiliki
kemahiran ilmu arkeologi, dalam tahun 1856 ia turut dengan suatu exspedisi,
Inggris untuk menggali benda-benda arkeologi di mexiko.dari karangan-karangan
itu, terutam dari yang tebalnya dua jilid berjudul Resekches into the Early
History of Mankind (1871), tampak pendirianya cara penganut cara berfikir
Evolusionisme. Menurut uraian sendiri, seorang ahli antropologi bertujuan
mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan beraneka ragam di dunia, mencari
unsur-unsur yang sama dalam kebudayaan itu, dan kemudian mengklaskannya
berdasar unsur-unsur persaman itu sedemikian rupa, kemudian nampak seajarah
evolusi kebudayaan manusia itu dari satu tinggkat ke tingkat yang lain.
Dalam
bukunya Primitive culture: research into the development of mythology,
philosophy, religion, language, art and custom, asal mula religi adalah
kesadaran manusia akan adanya jiwa. Kesadaran akan faham jiwa itu disebabkan
karena dua hal, yaitu:
1.Perbedaan
yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati. Satu
organisma pada satu saat bergerak artinya hidup, dan pad asatu saat tidak
bergerak artinya mati.
2.Peristiwa
mimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya ditempat –tempat lain (bukan
ditempat dimana ia sdang tidur), maka manusia itu mulai membedakan antara tubuh
jasmaninya yang ada ditempat tidur, dan suatu bagian lain dari dirinya yang
pergi ketempat- tempat lain. Bagian itulah yang disebut jiwa
Sifat
abstrak dari jiwa itu menimbulkan keyakinan pada manusia bahwa jiwa dapat hidup
langsung, lepas dari tubuh jasmaninya. Pada waktu hidup, jiwa itu masih
tersangkut kepada tubuh jasmani dan hanya dapat meninggalkan tubuh pada waktu
manusaia itu tidur atau pingsan. Karena pada saat serupa itu kekuatan hidup
pergi melayang, maka tubuh berada dalam keadaan lemah.
Pada
tingkat tertua dalam evolusi religinya, manusia percaya bahwa mahluk- mahluk
halus itulah yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya. Mahluk- mahluk
halus yang tinggal dekat tempat tinggal manusia itu, yang bertubuh halus sehingga
tidak dapat tertangkap oleh panca indra manusia, mendapat tempat yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi obyek penghormatan dengan
penyembahannya, yang disertai berbagai upacara berpa doa penyembahannya, yang
disertai berbagai upacara doa, sajian, atau korban. Religi ini disebut
animisme.
Tylor
melanjutkan teorinya tentang asal- mula religi dengan suatu uraian tentang
evolusi religi, yang berdasarkan cara berpikir evolusionisme. Animisme pada
dasarnya merupakan keyakinan kepada roh-roh yang mendiami alam semesta
sekeliling tempat tinggal manusia, merupakan bentuk religi, manusia yakin bahwa
gerak alam yang hidup itu juga disebabkan adanya dibelakang peristiwa-peristiwa
dan gejala alam itu.sungai-sungai yang menglairdan terjun kelaut, gunung-gunung
yang meletus, gempa bumi, angin taufan, gerak matahari, tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan; disebabkan oleh mahluk halus yang menemepati alam.
Jiwa
alam itu kemudian dipersonifikasaikanb dan dianggap sebagai mahluk yang
memiliki dengan kemauan dan pikiran, yang disebut dewa-dewa alam. Pada tingkat
keiga dalam evolusi religi, bersama dengan timbulnya susunan kenegaraaan,
serupa dalam dunia mahluk manusia.
Skema
Teori
Jiwa
>> Mahluk Halus (Roh) >> Dewa-Dewa ( animism) >> Satu Tuhan
Teori J.G Frazer
Mengenai Ilmu Gaib Dan Religi
J.G.
Frazer (1854-1941) adalah ahli fulklor Inggris yang juga banyak meggunakan
bahan etnokrafi dalam karya-karyanya, dan yang karena itu dapat kita anggap
juga salah seorang tokohilmu antropologi. Diantara karangannya mengenai fulklor
yang tidak terbilang banyaknya ada dua buah yang penting, yang mengandung asal
mula dan evoludi ilmu gaib dan religi. Yaitu totemism and Exsogami (1910) uang
terdiri dari empat jilid, dan karya rasa yang berjudul The Golden Bough
1911-1913), yang terdiri dari dua belas bab.
Teori
Frazer mengenai asal mula religi dapat diringkas sebagai berikut: manusia
memecahkan soal- soal hidupnya dengan akal dan system pengetahuannya, tetapi
akal dan system pengetahuan itu ada batasnya. Makin terbelakang kebudayaan
manusia, makin sempit lingkaran batas akalnya. Soal- soala hidup yang tak dapat
dipecahkan akal pikiran dipecahakan dengan magic, ilmu gaib. Magic menurut
Frazer adalah semua tindakan manusia untuk mencapai suatu maksud melalui
kekuatan- kekuatan yang ada dibelakangnya. Manusia mula-mula hanya menggunakan
ilmu gaibuntuk memecahkan soal-soal hidupnya yang ada diluar batas kemampuan
dan pengetahuan akalnya.
Ilmu
gaib menurut Frazer adalah segala system tingkah laku dan sikap manusia untuk
mencapai suatu maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan-kekuatan dan
kaidah gaib yang ada didalam alam. Sebaliknya religai adalah segalasistem
tingkah laku manusaia untuk mencapai suatu maksud dengan cara menyandarkan
dirir pada kemauan dan kekuasaan mahluk halus seperti roh-roh,dewa-dewa,dsb.
Skema
Teori
Akal
>> Magic >> Religi
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar